Selasa, 24 Februari 2015

Sejarah Batu Akik atau Batu Permata

 

Batu Akik dan Asal-usul dari Magma


Batuan mulia merupakan anggota elite dari mineral alam. Disebut elite karena dari sekitar 3.000 jenis mineral di Bumi, hanya terdapat 150-200 yang bisa digolongkan jenis batu mulia.

Indyo Pratomo, geolog dari Museum Geologi Bandung, mengatakan, sebagaimana mineral alam lainnya, pembentukan batu mulia terjadi melalui proses geologi sebagaimana batuan lainnya, misalnya melalui diferensiasi magma, metamorfosa, atau sedimentasi.

Sejarah Batu Permata atau Akik Awalnya adalah aktivitas dapur magma di perut Bumi. Batuan cair bersuhu di atas 1.000 derajat celsius ini terus bergerak dalam selubung atau mantel Bumi. Di luar mantel ini adalah lapisan kerak Bumi, yang tersusun dari lempeng-lempeng yang terus bertumbukan dan menyisakan banyak retakan. Tekanan yang kuat dari dalam cenderung mendorong magma untuk mencari jalan keluar ke permukaan.

Ketika cairan superpanas dan bertekanan tinggi ini mulai naik, cairan ini akan melarutkan berbagai batuan lain yang telah ada. Terjadilah proses pelarutan atau ubahan hidrotermal.

Batu Intan merupakan batuan yang terbentuk di lapisan luar mantel Bumi, di kedalaman hingga 161 kilometer. Di kedalaman ini, tekanan mencapai 4 gpa dan suhu hingga lebih dari 1.350 derajat celsius. Tekanan yang luar biasa kuat dan suhu yang luar biasa panas kemudian mengubah mineral karbon anorganik di kerak Bumi (beda dengan karbon organik yang membentuk batubara) yang dilewati hidrotermal ini menjadi kristal intan.

Kebanyakan intan yang kita temukan sekarang merupakan hasil pembentukan proses jutaan-miliar tahun yang lalu. Erupsi magma yang sangat kuat membawa intan-intan tersebut ke permukaan, membentuk pipa kimberlite, penamaan kimberlite berasal dari penemuan pertama pipa tempat intan berada tersebut di daerah Kimberley, Afrika Selatan.

Intan merupakan bagian dari batuan mulia yang memiliki keistimewaan karena kekerasannya. Dalam jajaran batu mulia, skala kekerasan intan mencapai 10 mohs, disusul batuan safir dan rubi (mirah delima) yang mencapai 9 mohs, zamrud mencapai 7-8 mohs. Batuan akik atau yang dalam istilah gemstone digolongkan sebagai batuan setengah mulia memiliki kekerasan kurang dari 7 mohs.

Berbeda dengan intan, batuan akik terbentuk saat larutan hidrotermal semakin mendingin karena semakin dekat permukaan. Sambil berjalan ke atas, dia mengisi rekahan dan pori-pori batuan, dan bahkan mengisi fosil kayu sehingga membatu. "Batuan akik terbentuk oleh tudung-tudung silika atau larutan hidrotermal, yang tidak terlalu jauh dari permukaan. Temperaturnya kira-kira 300 derajat celsius," kata Sujatmiko, geolog yang juga Sekretaris Jenderal Masyarakat Batu Mulia Indonesia.

Menurut Sujatmiko, batuan akik ini bisa ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya Jakarta tidak mempunyai batuan akik. Sementara intan, sejauh ini hanya ditemukan di Kalimantan. "Intan yang ditemukan di Kalimantan sejauh ini bukan berasal dari intinya, melainkan batuan intan yang dari sumber sekunder yang diendapkan atau dibawa oleh air dari tempat lain. Para geolog sudah sejak zaman Belanda memburunya, tetapi tidak ketemu sumber primernya seperti yang ditemukan di Kimberley," katanya.

Kekayaan batuan mulia dan setengah mulia ini karena aktivitas geologi Indonesia sejak jutaan tahun lalu. Sejauh ini, aktivitas geologis tertua di Indonesia yang terlacak terjadi sekitar 400 juta tahun lalu, ditemukan dari fosil sejenis kerang yang berada di puncak gunung-gunung di Papua. Ini menandai adanya aktivitas tektonik luar biasa sehingga bisa mengangkat dasar laut hingga membentuk pegunungan tertinggi di Indonesia.

Pusat Pasar Batu Akik Indonesia


Kegemaran Batu Akik dan Batu Permata


KEGEMARAN akan batu mulia seperti tak pernah surut. Kini giliran cincin batu akik yang digandrungi. Bahkan, kawula muda pun tak lagi merasa tua mengenakan cincin berbatu akik. Pasang surut itu menjadi bagian dari irama Pasar Rawa Bening atau Jakarta Gems Center, tempatnya bursa batu akik dan batu mulia di Jakarta.

Pasar Batu Akik Indonesia yang berhadapan dengan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, ini telah dikenal sebagai bursa batu akik dan batu mulia sejak tahun 1980-an. Pengunjungnya tak hanya warga Jakarta, tetapi juga dari sejumlah daerah di Indonesia dan mancanegara, seperti Korea, Taiwan, dan Thailand.

Sebelum direnovasi pada 2010, bursa batu akik ini berada di lantai dasar dan di atasnya digunakan untuk toko serba ada. Suasananya saat itu minim penerangan, perajin batu akik menghaluskan batu dengan bantuan sinar lampu pijar.

Sejak direnovasi, bursa batu akik dan batu mulia di Pasar Rawa Bening menempati bangunan baru tiga lantai. Jenis perhiasan batu yang dijual tak terbatas batu cincin yang biasanya dikenakan kaum pria, tetapi juga beragam aksesori dari batu yang biasa dikenakan perempuan. Di beberapa bagian juga ditemukan kios yang menjual batu untuk jimat.

Namun, menurut sejumlah pedagang, sebagian besar konsumen datang mencari batu akik karena keindahan warna dan aneka coraknya yang memukau. Jamal (29), salah satu penjual akik di Rawa Bening, mengatakan, batu dengan keindahan warna dan mengandung serpihan mineral di dalamnya paling dicari konsumen.

Salah satu jenis akik paling digemari saat ini adalah batu bacan yang dapat berubah warna setelah beberapa lama dikenakan sebagai cincin.

Batu ini berasal dari Pulau Bacan di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Batu ini terdiri atas dua jenis, yaitu bacan doko hijau tua dan bacan palamea hijau muda kebiruan.

”Harga batu bacan ini bisa mencapai Rp 50 juta. Bahkan, ada yang sampai Rp 70 juta, menyaingi batu rubi dan safir,” kata Jamal.

Umumnya pedagang di pasar ini tak mencampur bebatuan yang dijual. Jamal, contohnya, menjual batu semimulia, seperti bacan, batu indocrease asal Aceh, dan beberapa jenis batu akik lain.

Setahun belakangan, popularitas bacan mulai ditandingi batu lavender dan batu biru langit (spiritus) asal Desa Simpang Empat dan Desa Segara Kembang, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Hal ini tecermin dari animo pembeli di sejumlah pameran batu yang kian sering digelar di Jakarta.

Harga dua jenis batu tersebut di banyak pameran batu mulia bahkan sudah menembus Rp 100 juta. Meski demikian, dua jenis batu yang populer dengan sebutan akik baturaja ini terus diburu penggemar.

Di Rawa Bening ada pula pedagang yang khusus menjual aksesori dengan bahan utama batu mulia dari rubi, safir, dan zamrud (emerald), seperti ditemui di kios Almas Enterprise. Salah satu karyawan kios itu, Tari (30), mengatakan, untuk satu kalung zamrud yang paling murah berharga sekitar Rp 1 juta. ”Untuk kalung dari batu rubi, jauh lebih mahal,” katanya.

Tak hanya yang berharga jutaan rupiah, batu akik yang seharga Rp 20.000 per butir juga ada di Pasar Rawa Bening ini. Salah satunya jenis batu obsidian yang bening dan kecoklatan. Biasanya batu ini digunakan untuk liontin.
Berburu Batu Akik di Rawa Bening
Khusus untuk aksesori dari batu, ada banyak ragam yang dijual di pasar ini. Seperti ditemui di kios Syarifah, ada bros, gelang, hingga kalung. Semua dari bebatuan yang dijual dengan harga Rp 20.000 sampai Rp 50.000 saja.


Uji Laboratorium Batu Permata atau Akik


Yang belum mengerti tentang batu mulia tentu akan sangat bingung untuk membedakan berbagai macam bebatuan ini. Belum lagi untuk membedakan antara batu asli dan kristal kaca yang tampilannya mirip batu mulia.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Batu Mulia Indonesia Sujatmiko memberikan tips sederhana untuk mengenali batu asli, yakni dengan lup atau kaca pembesar khusus dan lampu senter. Penerangan dari senter digunakan untuk melihat isi dari batu itu, apakah batu itu padat atau berisi gelembung udara. ”Jika di dalamnya ditemukan gelembung udara, batu itu sintetis, batu buatan manusia,” katanya.

Sujatmiko menambahkan, batu mulia menjadi istimewa karena batu itu terbentuk secara alami dari proses geologis. Itu sebabnya batu mulia tak pernah seutuhnya jernih, melainkan di dalamnya bercampur dengan material mineral lain yang memberikan motif pada batu.

Konsumen yang masih ragu juga bisa mengecek keaslian batu mulia atau akik yang ia beli di laboratorium batu mulia di lantai dua Pasar Rawa Bening.

Tasbih Scientific Gemological Laboratory adalah salah satu laboratorium batu mulia di Pasar Rawa Bening, sekaligus salah satu lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikat keaslian batu mulia.

Pemilik laboratorium itu, Yani Abdul Majid, mengungkapkan, untuk menghindari kerugian, sebaiknya pembeli meminta jaminan kepada penjual agar bisa mengembalikan batu yang dibeli jika ternyata palsu.

Untuk uji keaslian batu mulia ini, Yani mematok ongkos Rp 300.000-Rp 350.000, termasuk biaya sertifikat. ”Namun, ada kalanya kami juga melihat besar kecilnya batu untuk mematok harga sertifikasi ini,” katanya.

”Pernah ada klien protes karena batu miliknya saya nilai sintetis. Saat itu klien saya bilang, batu itu sudah disimpan tiga turunan sehingga tak mungkin palsu. Namun, bukti uji ilmiah tak akan bisa berbohong, meski benda itu disimpan bertahun-tahun,” kata Yani.

Koleksi Batu Akik Ibu Ani Yudhoyono

 

Batu Akik Berlafazkan Asma Alloh


Demam batu akik yang sedang melanda tanah air saat ini dialami oleh seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali juga istri mantan presiden SBY, yakni ibu Ani Yudhoyono. Ibu Ani ternyata punya banyak hobi selain fotografer. Dirinya juga mengoleksi batu akik dengan corak yang unik dan keren.

Fakta itu ditunjukkannya melalui akun Instagram yang selama ini selalu digunakan bersosialisasi dengan masyarakat umum. Ibu Ani mengunggah sebuah foto berisi 3 koleksi batu akiknya yang berbeda corak. Ketiga batu tersebut pastinya merupakan koleksi paling berkesan yang ia miliki, diantara sekian batu akik lain miliknya.

Batu pertama memiliki keunikan yakni coraknya membentuk tulisan arab lafaz Allah. Tampak begitu jelas tulisan tersebut hingga banyak komentar dari follower yang memuji keindahan batu berharga tersebut.

Koleksi kedua adalah batu yang mirip dengan warna bendera RI, merah putih. Batu itu juga tampak istimewa karena gradasi warna yang terdapat di batu tersebut tampak jelas. Komentar dari followernya pun memuji, dengan mengucap “”Yg tengah merah putih NKRI harga mati…,” komentar dari akun Susibudidoyo.


Batu akik Ibu Ani Yudhoyono  ketiga pun sekilas membentuk tulisan lafaz Alloh namun berbeda dengan batu pertama, warna hitam sebagai warna dasar batu tampak jelas. Rupanya ketiga batu tersebut menjadi favorit ibu Ani, karena ia memberi caption dan tag seperti ini “Koleksi Istimewa.” — “Special Collections.” #gem #koleksi #collection #gemstone”.

Puluhan ribu follower Instagram Ibu Ani rupanya juga menyukai koleksi batu akik mantan ibu negara RI tersebut dengan memberi jempol di posting foto itu. Keren sekali memang, dan mahal pastinya.

Membedakan Batu Akik Asli Dan Palsu

 

Batu Akik dan Batu Permata Asli atau Palsu


Bagi Anda para pemula yang menggemari Batu Akik, mungkin saja sedang mencari informasi mengenai perbedaan dan ciri-ciri batu akik yang asli dengan yang palsu. Berikut ini akan diuraikan sedikit mengenai perbedaan batu akik yang palsu dengan yang asli.

Batu akik yang juga dikenal sebagai batu cincin atau batu mulia, memang saat ini tengah menjadi tren dan begitu popular di masyarakat. Keindahan serta keunikannya seakan-akan telah menjadi magnet yang memiliki daya pikat yang begitu besar kepada siapa saja yang melihatnya.

Fenomena tersebut dapat dengan mudah disaksikan di setiap lapak-lapak penjual batu cincin yang selalu ramai disambangi oleh para penggemar. Terlebih lagi disaat akhir pekan, lapak-lapak penjual batu cincin tersebut begitu membludak oleh para pembeli membeli maupun mereka yang datang hanya untuk sekedar melihat-lihat.

Batu Cincin Akik memang memiliki level-level atau kelas tertentu. Seperti berlian, zamrud, ruby atau safir merupakan batu mulia yang dikategorikan sebagai batu permata yang tentunya hanya dapat ditemukan di penjual-penjual khusus.

Sedangkan untuk jenis-jenis batu akik seperti jenis sulaiman, cempaka madu, duri bulan, pandan, anggur, badar besi dan lain sebagainya bisa didapatkan di berbagai lapak penjual batu cincin.

Harga batu akik memang sangat bervariasi. Dari mulai batu akik yang bernilai puluhan ribu, ratusan ribu, jutaan hingga milyaran rupiah tergantung dari jenis dan juga kadar yang dikandungnya.

Kegunaan batu cincin sejatinya memang diperuntukkan sebagai penambah keindahan bagi pemakainya. Meskipun demikian tak jarang juga orang yang beranggapan jika batu akik memiliki aura bagi yang menggunakan.

Memang banyak penjual batu cincin yang hanya menjual batu-batu asli, namun tak sedikit juga oknum yang memanfaatkan tren batu cincin ini untuk mencari keuntungan dengan cara melakukan penipuan kepada konsumennya. Lantas bagaimana tips cara membedakan batu akik asli dan palsu?

Batu akik memiliki unsur dingin, oleh karenanya jika ditempelkan ke kulit maka akan terasa dingin dan terasa sejuk. Tidak rusak, meleleh atau berubah tekstur jika disulut dengan bara api atau dibakar.

Jika dibakar batu akan terasa panas, namun akan langsung dingin kembali dalam hitungan detik. Ini adalah sifat khas batu akik yang memiliki unsur dingin sesaat setelah dipanaskan.

Batu mulia atau batu cincin yang asli kondisinya tak dapat 100% mulus. Akan selalu ada kekurangannya baik dari segi tekstur luar maupun didalamnya seperti tampak ada retakan atau berserat.


Berbeda dengan batu sintetis (buatan) yang terlebih jauh lebih sempurna, tanpa serat sehingga tampak lebih halus dan jauh lebih bening seperti kaca. Batu akik (gemstone) lebih keras sehingga tidak akan lecet apabila digoreskan ke kaca. Justru sebaliknya, kaca yang akan tergores.

Batu mulia yang harganya mahal biasanya memiliki sertifikat yang berisikan nama batu, nomer identitas batu, warna, berat, bentuk, dimensi dan cap resmi dari perusahaan yang mengeluarkan batu tersebut. Adapun ilmu yang mempelajari pertama atau batu mulia dinamakan gemologi, sedangkan orang yang mendalami ilmu ini disebut sebagai gemolog.

Jika saat ini kebetulan memang tengah mencari batu-batu permata berkelas dengan harga yang mahal, disarankan untuk berkonsultasi atau menggunakan jasa gemolog untuk memastikan keaslian serta kualitas dari batu permata yang akan dibeli agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Minggu, 14 Desember 2014

Museum Batu Permata


Museum Batu Mulia Di Myanmar Punya Giok Rp 18 Miliar


Bagi wisatawan penggemar batu perhiasan, museum batu mulia di Nay Pyi Taw, wajib untuk dikunjungi saat traveling ke Myanmar. Banyak koleksi batu mulia yang sangat mahal, termasuk giok imperial senilai Rp 18,6 miliar. Wow!

Myanmar memang terkenal sebagai penghasil batu mulia. Dua daerah yang menghasilkan giok itu wilayah Kachin dan Mogok.

Untuk melihat langsung kualitas batu perhiasan dari yang nomor satu hingga yang paling rendah, ada Gems Museum. Museum ini bertempat di Jalan Yaza Thingaha, Nay Pyi Taw. detikTravel menyambangi museum ini, Selasa (14/10/2014).


Tempat itu buka dari hari Selasa hingga Minggu, dari pukul 09.30 pagi sampai 16.30 sore. Biaya masuknya? Sebesar lima dollar AS (Rp 61 ribu) untuk turis asing.

Suguhan batu giok raksasa, seberat 150 kilogram, ada di sana. Selain itu, bongkahan batu safir yang diklaim sebagai yang terbesar di dunia juga ada di barang donasi yang menjadi koleksi museum di sana.

Emas, permata, ruby, batu kristal, bermacam-macam ukiran batu, ada di sana. Bahkan batu stupa dan juga perhiasan berbagai bentuk juga ada dalam museum itu.

Tapi larangan untuk mengambil foto dan merekam gambar dengan menjadi aturan yang ketat di sana, membuat detikTravel tak bisa mengabadikan koleksi museum. Bahkan saat masuk ke dalam, tas dan kamera SLR, harus dititipkan ke loker.

Sungguh sayang sekali. detikTravel mencoba menanyakan harga sebuah perhiasan liontin ruby dan nilai dari seluruh koleksi perhiasan di semua etalase dalam museum itu.

"Harganya sekitar 30-40 juta rupiah, tapi untuk nilai nominal seluruh museum, harganya priceless," jelas pemandu museum Gems.

Pantas saja jika dia menjawab seperti itu. Di museum ini terdapat satu bongkahan batu giok kelas imperial dengan harga 1,2 juta Euro alias Rp 18,6 miliar. Bukan main!

Andai tertarik untuk membeli giok sebagai oleh-oleh, Anda bisa menyambangi toko kerajinan yang ada di lantai dasar museum. Harganya berkisar antara USD 5-400 (Rp 61 ribu-4,9 juta) tergantung kualitasnya.



Rabu, 26 November 2014

Keunikan Batu Bacan

Karakter Batu Bacan Berubah Secara Alami


Batu Permata Bacan merupakan 'batu hidup' karena kemampuannya berproses menjadi lebih indah secara alami ataupun cukup dengan mengenakannya setiap hari dalam bentuk cincin, kalung, ataupun kepala sabuk. Batu bacan dengan inklusi atau serat batu yang banyak secara perlahan akan berubah menjadi lebih bersih (bening) dan mengkristal dalam waktu bertahun-tahun.

Sebagai contoh, batu bacan warna hitam secara bertahap mampu berubah menjadi hijau. Tidak cukup berproses sampai di situ, berikutnya batu ini masih bisa berubah lagi dalam proses 'pembersihan' sehingga menjadi hijau bening seperti air. Untuk mempercepat proses tersebut  biasanya pemilik batu bacan akan terus-menerus memakainya hingga berubah warnanya.

Tidak hanya mampu 'hidup' berubah warna secara alami, batu perhiasan bacan juga untuk beberapa jenis dapat menyerap senyawa lain dari bahan yang melekatinya. Seperti sebutir batu bacan hijau doko yang dilekatkan dengan tali pengikat berbahan emas mampu menyerap bahan emas tersebut sehingga bagian dalam batunya muncul bintik-bintik emas.

Kemampuan batu bacan yang berubah warna secara alami dan mencerap bahan melekatinya itulah yang membuat pecinta batu mulia di luar negeri dari China, Arab, dan Eropa tercengang dan kagum terhadapnya. Selain itu, batu bacan juga memiliki tingkat kekerasan batu 7,5 skala Mohs seperti batu jamrud dan melebihi batu giok.


Dengan keistimewaan dan keunggulan batu bacan itulah banyak pecinta batu mulia dari luar negeri memburunya sejak tahun 1994. Di Indonesia sendiri batu ini baru popular belakangan sejak 2005 dimana sekarang harganya sangat mahal serta kurang logis bagi orang awam.

Penambangan batu bacan sendiri di Pulau Kasiruta tidaklah mudah karena perlu penggalian tanah hingga lebih dari 10 meter. Penambang batunya perlu mencari di tanah terdalam demi mencari urat-urat galur batu bacan. 

Meski lebih identik dengan warna hijau, jenis batu bacan sebenarnya memiliki ragam warna lain seperti kuning tua, kuning muda, merah, putih bening, putih susu, coklat kemerahan, keunguan, coklat, bahkan juga beragam warna lainnya hingga 9 macam.

Batu bacan diketahui telah menjadi perhiasan hampir setiap warga sejak masa empat kesultanan (Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan) di Maluku Utara, baik itu oleh pria maupun wanita. Bahkan, batu bacan terbaik menjadi penghias mahkota para sultan yang masih ada hingga saat ini seperti pada mahkota Kesultanan Ternate. 

Sering pula batu ini menjadi hadiah bagi tamu yang menyambangi pulau-pulau di Maluku. Tahun 1960 saat Presiden Soekarno berkunjung ke Pulau Bacan dihadiahi warga di sana berupa batu bacan. Presiden SBY juga sempat menghadiahi Presiden Amerika Serikat, yaitu Barrack Obama berupa cincin batu bacan saat berkunjung ke Indonesia.

Apabila Anda menyambangi Ternate, Tidore, Jailolo, atau pun Pulau Bacan maka pastikan mendapatkannya untuk sebuah cenderamata. Akan tetapi, perlu kecermatan memilih atau mintalah saran orang yang memahaminya terkait keasliannya. Hindari pula membeli batu bacan 'mati' yang dibentuk jadi mata kalung atau mata cincin dimana terkadang batu tersebut tidak akan proses lagi.

Sebagai panduan singkat bahwa jenis batu bacan berkualitas yang umum dikenal dan beredar di pasaran ada dua, yaitu bacan doko dan bacan palamea. Bacan doko kebanyakan berwarna hijau tua sedangkan bacan Palamea berwarna hijau muda kebiruan.

Nama palamea dan doko sendiri diambil dari nama desa di Pulau Kasiruta. Kedua desa tersebut memiliki deposit batu bacan cukup banyak selain di desa Imbu Imbu dan Desa Besori. Batu bacan sendiri merupakan jenis batu krisokola yang kebanyakan berwarna hijau kebiruan. 

Kekerasan awal batu ini berkisar antara 3-4 pada skala Mohs. Batu Bacan berkualitas adalah yang telah mengalami proses silisifikasi sehingga kekerasannya mencapai 7 pada skala Mohs. Batu bacan yang sudah memproses alami akan terlihat mengkilat dan keras ketika sudah diasah.